Carl Zeiss (lahir 11 September 1816 –
meninggal 3 Desember 1888 pada umur 72 tahun) adalah seorang ahli optik asal
Jerman yang mendirikan perusahaan berdasarkan namanya yaitu, Carl Zeiss Jena
(sekarang: Carl Zeiss AG). Zeiss memberikan kontribusi yang besar pada
perkembangan pembuatan lensa modern. Pria yang dibesarkan di Weimar, Jerman ini
mulai dikenal ketika beliau membuat lensa yang mempunyai aperture lebar, dengan
aperture yang lebar ini gambar yang ditampilkan melalui lensa menjadi sangat
jernih. Penemuan ini terjadi di Jena di sebuah workshop pribadi dimana Zeiss
memulai karier dalam bidang optikal. Pada awal Carl Zeiss AG berdiri hanya
memproduksi lensa untuk mikroskop, tapi setelah kamera ditemukan, perusahaan
ini memproduksi juga lensa berkualitas tinggi untuk kamera.
Sejarah Perkembangan Perusahaan Carl Zeiss AG
Dari sebuah bengkel
kecil di kota Jena, negara bagian Thuringia, Jerman, Carl Zeiss AG kini menjadi
sebuah ikon lensa dengan jumlah karyawan lebih dari 20 ribu orang.
Semua ini berawal pada 17 November 1846, Carl Zeiss, 30 tahun, membuka bengkel
optik kecil di Jalan Neugasse no.7. Zeiss, lulusan University of Jena, menjadi
pendiri sekaligus satu-satunya karyawan.
Hanya dalam beberapa
bulan, Zeiss sudah mendapat beberapa klien yang memesan rupa-rupa peralatan
optik-teleskop, kaca mata, alat gambar-atau memintanya memperbaiki perkakas
mereka. Melihat bisnisnya terus tumbuh, setahun kemudian Zeiss merekrut dua
karyawan magang dan menyewa bengkel lebih besar di Jalan Wagnergasse No. 34.
Atas saran dari dosen di University of Jena, Mattias Jacob Schleiden, Zeiss
fokus menggarap bisnis mikroskop. Pada September 1847, bengkel Carl Zeiss
berhasil membuat mikroskop berdaya rendah (low-power microscope) pertama. Pada
tahun pertama, dia berhasil menjual 23 mikroskop.
Tak puas dengan
mikroskop berdaya rendah, Zeiss mulai mengembangkan kemampuan untuk membuat
mikroskop majemuk yang lebih rumit, dengan kemampuan pembesaran lebih tinggi,
dan yang pasti, lebih mahal harganya. Mikroskop majemuk menggunakan beberapa
lensa sekaligus. Order ke bengkel Zeiss pun terus mengalir.
Sadar bahwa perusahaannya perlu fondasi inovasi dan ilmiah lebih kuat, Zeiss
membujuk Dr. Ernst Ebbe, dosen matematika di University of Jenna, bergabung
dengan perusahaannya. Pilihan Zeiss tak salah. Atas bantuan Dr. Ebbe, Zeiss
berhasil memperbaiki proses pembuatan lensa. Dr. Ebbe pula yang menemukan
formula untuk meningkatkan ketajaman gambar di sekitar poros optikal. Ketika
Carl Zeiss meninggal pada 1888, Ernst Ebbe yang memegang kendali atas
perusahaan Carl Zeiss.
Paul Rudolph yang berjasa bagi Carl Zeiss sehingga reputasinya sebagai pembuat
lensa fotografi mendunia. Pada 1890, Paul merancang lensa asimetris yang sering
dikenal dengan nama Anastigmat. Ada tiga seri lensa ini yakni seri III, IV dan
V. Belakangan tiga seri lensa ini lebih dikenal dengan nama Protar.
Selain memproduksi sendiri lensa-lensanya, Zeiss juga memberikan lisensi kepada
pembuta lensa lain seperti Hasselblad, Yashica, Voigtländer, Bausch & Lomb,
Ross, Koristka, Krauss, Kodak, Sony, dan sebagainya, untuk memanfaatkan
teknologi lensa dari kota Jena ini.
Lensa-lensa Carl Zeiss ini dipakai untuk pelbagai keperluan, mulai dari lensa
kaca mata, lensa mikroskop, teropong, teleskop, peralatan militer, hingga
kamera. Saat ini, misalnya, Zeiss sedang merancang lensa optik untuk teleskop
James Webb Space yang bakal menggantikan teleskop Hubble Space.
Di ponsel, pada 27
April 2005, Carl Zeiss AG sepakat dengan Nokia untuk memasok lensa kamera di
ponsel Nokia N90. Spesifikasi kamera Nokia N90 ini bisa dibilang salah satu
yang paling unggul kala itu. Namun sungguh sayang, seperti penilaian Cnet dan
GSMArena, ukuran ponsel ini kelewat besar dan harganya sangat mahal, sekitar Rp
9 juta.
Pada Mei 2012
kemarin, Carl Zeiss AG dan Nokia kembali memperbarui kerjasamanya untuk beerapa
tahun lagi. Zeiss akan menjadi pemasok setia untuk ponsel-ponsel kelas atas
Nokia seperti Nokia Lumia 900 dan Nokia 808 PureView.
Simak penilaian TechRadar soal kualitas kamera Lumia 900. "Kontras dan
saturasi warna di atas rata-rata kamera ponsel. Kualitas gambar di luar ruangan
juga sangat bagus ketika matahari bersinar terik," TechRadar menulis.
"Tapi hasil foto dalam ruangan mengecewakan. Lampu kilat Lumia 900 juga
tak banyak membantu, menghasilkan banyak red eye."
Majalah Wired juga memberikan kesimpulan serupa. Dengan lensa dari Carl Zeiss,
harapan terhadap kualitas foto dari kamera Lumia 900 sangat tinggi. "Tapi
detail foto tak sebagus seharusnya. Kamera ini juga bermasalah dalam urusan
pencahayaan." Pada akhirnya, kamera bukan semata lensa, tapi banyak
komponen lain yang menentukan mutu sebuah foto.
Tentang Carl Zeiss
Carl Zeiss AG adalah
sebuah perusahaan Jerman yang memproduksi sistem optik, alat ukur industri dan
peralatan medis, didirikan di Jena, Jerman pada tahun 1846 oleh Carl Zeiss,
Ernst Abbe, dan Otto Schott. Perusahaan ini sekarang terdiri dari dua bagian,
yaitu Carl Zeiss AG yang berlokasi di Oberkochen bersama dengan beberapa anak
perusahaan di Aalen, Göttingen dan München; dan Carl Zeiss GmbH yang berlokasi di
Jena.
Nama perusahaan ini
diambil dari nama pendirinya yaitu Carl Zeiss (1816–1888) yang tak lain adalah
seorang ahli kacamata/optik.
Carl Zeiss adalah
perusahaan utama dari Zeiss Gruppe, yang merupakan salah satu dari dua divisi
besar Carl-Zeiss-Stiftung. Zeiss Gruppe terletak di Heidenheim dan Jena.Divisi
lain dari yayasan Carl Zeiss adalah Schott AG dan Jenaer Glaswerk yang
memproduksi kaca, dua perusahaan ini terletak di Mainz dan Jena.
Carl Zeiss merupakan
salah satu perusahaan optik tertua di dunia yang masih beroperasi.
Reputasi
Meskipun sudah melebihi
100 tahun, Zeiss tetap diasosiasikan dengan lensa optikal berkualitas tinggi
(dan dengan demikian berarti mahal). Lensa Zeiss biasanya dianggap elegan
(misalnya lensa Tessar), dibuat dengan baik (bagian metal tetap mendominasi di
saat penggunaan bahan plastik semakin menjamur), sehingga menghasilkan
gambar-gambar berkualitas tinggi. Zeiss yakin bahwa lensa buatan mereka sangat
tajam "luas terbuka" (maksudnya saat digunakan dengan apertur maksimal,
karena lensa-lensa biasanya menghasilkan gambar tertajam menggunakan apertur
yang kecil, sekitar batas pertengahan tergantung formatnya).
Lisensi Zeiss
membolehkan teknlogi mereka diproduksi oleh perusahaan pihak ketiga dan hal ini
telah dilakukan oleh banyak perusahaan seperti Kyocera yang telah disebutkan
sebelumnya, Hasselblad (ia sendiri merupakan perusahaan besar), Rollei, Sony
dan Alpa. Yang jelas-jelas absen dari daftar ini adalah Canon dan Nikon, karena
mereka memproduksi lensa mereka sendiri.
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Carl_Zeiss
http://www.kaskus.co.id/post/51447f038327cf1125000002#post51447f038327cf1125000002